Sedekah
pada keadaan lapang sudah merupakan hal yang biasa, bahkan kebanyakan orang
enggan melakukannya. Sedangkan sedekah
saat keadaan sempit, itu luar biasa. Bersediakah kita bersedekah saat keadaan
sempit?
Pernahkah
kita mengalami situasi pada saat dimintai sumbangan untuk kepentingan umat,
pada saat itu kita hanya menyumbangkan sekedarnya saja. Hal ini bertolak
belakang jika kita mengeluarkan harta untuk sesuatu hal yang hura-hura, beli
baju dengan brand termahal, makan bersama teman-teman di restauran terkenal, dan
hal-hal lain yang kurang memberikan manfaat
Pernahkah
kita memikirkannya? Betapa beratnya kita mengeluarkan uang banyak untuk sedekah
dan betapa ringannya kita mengeluarkan uang hanya untuk hal-hal yang konsumtif
dan kurang bermanfaat. Mulailah sedekah bukan hanya sekedarnya saja atau “yang penting nyumbang” tetapi sedekahlah
dengan niat yang ikhlas dan mengharapkan ridho Allah SWT.
“Dan apa saja harta
yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu
sendiri, dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari
keridaan Allah, dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu
akan diberi pahalanya dengan cukup, sedangkan kamu sedikit pun tidak akan
dirugikan.” (QS Al-Baqarah: 272)
Dalam
ayat tersebut dijelaskan bahwa harta yang baik itu seharusnya digunakan untuk
jalan Allah dan jangan digunakan untuk jalan sesat, yang tidak bernilai sedekah
di mata Allah. Harta baik yang disalurkan di jalan Allah, itulah harta yang
tidak sia-sia, karena Allah akan memberikan ganti secara berlipat ganda.
“Dan bersegeralah
kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit
dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang
yag menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik. Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari
Tuhan mereka dan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sedang mereka
kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang yang beramal.” (QS Ali
Imron: 133-136).
Ayat
tersebut menganjurkan bahwa bersedakahlah walaupun dalam keadaan sempit atau
sesulit apapun. Walaupun hanya sedikit, yang terpenting adalah dengan
ikhlas dan hanya mengharapkan ridho Allah SWT. Namun terkadang, kita sangat
sulit memberikan sedikit harta yang kita punya pada saat lapang, apalagi dalam
keadaan sempit perlu banyak sekali pertimbangan. Padahal
Allah telah menganjurkan untuk bersedekah dalam kondisi apapun walaupun di saat
sulit sekalipun. Karena Allah akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Q.S At-Talaq : 7,
“Hendaklah orang
yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang
diterbatas rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.
Allah tidak membabani seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan
Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan.”
Rasulullah
saw pun mengingatkan kita untuk jangan segan bersedekah, meski hanya dengan
sebutir kurma.
“Jauhkanlah dirimu dari
api neraka walaupun dengan (bersedekah) sebutir kurma.” (HR Muttafaq alaih).
Semoga
kita senantiasa menjadi umat yang selalu ingin bersedekah dalam kondisi apapun,
pada saat lapang maupun sempit. Sesungguhnya Allah SWT senantiasa memberi
kemudahan bagi kita untuk selalu beramal shalih dengan keikhlasan dan hanya
mengharap ridho dari-Nya.